Jumat, 16 Desember 2011

Manusia dan Kegelisahan


Manusia dan Kegelisahan
a.     Pengertian Kegelisahan

Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan,mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukan kepala memandang jauh kedepan sambil mengepal-ngepal tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicaran dan lain-lain.

Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan. Kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkait juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.

1. Kecemasan Obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbul kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu dari lingkungannya.

 Kenyataan yang pernah dialami seseorang misalnya pernah terkejut waktu diketahui dipakaiannya ada kecoa. Keterkejutan itu demikian hebatnya, sehingga kecoa merupakan binatang yang mencemaskan, seseorang wanita yang pernah diperkosa oleh sejumlah pria yang tidak bertanggung jawab, sering ngeri melihat pria bila ia sendirian, lebih-lebih bila jumlahnya sama dengan yang pernah memperkosanya. Kecemasan akibat dari kenyataan yang pernah dialami sangat terasa bilamana pengalaman itu mengancam eksistensi hidupnya. Karena seseorang tidak mampu mengatasinya waktu itu, terjadilah kemudian yang disebut stess. Kecemasan yang dialami oleh seorang bayi atau anak kecil sangat berkesan akan nampak kembali pada waktu ia sudah dewasa, misalnya ia mendapat perlakuan yang kejam dari ayahnya. Mungkin ia selalu cemas bila berhadapan dengan orang yang seusia ayahnya, tetapi ada pula yang memberikan reaksi membalik, karena ia mendendam, maka ia berusaha selalu untuk ganti berbuat kejam sebagai pelampiasannya.

2. Kecemasan Neoritis (syaraf)
Kecemasan ini timbil kareana pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.
Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adalah bentuk intensitet ketakutan melebihi proporsi yang sebenarnya dari obyek yang ditakutkannya, misal seorang gadis takut memegang benda yang terbuat dari karet. Ia tidak mengetahui sebab ketakutan tersebut, setelah dianalisis, ketika masih kecil dulu ia sering diberi balon karet ayahnya, satu untuk dia dan satu untuk adiknya. Dalam suatu pertengkaran ia memecahkan balon adiknya, sehingga ia mendapat hukuman yang keras dari ayahnya. Hukuman yang didapatnya dan perasaan bersalah menjadi terhubung dengan balon karet.
Rasa takut lain aialah rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnya secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neoritis yang sangat menyakitkan dengan jalan sesuatu yang dikehendaki oleh id meskipun ego dan superego melarangnya 
3. Kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi antara lain : iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang.
Rasa iri, benci, dendam, itu merupakan sebagaian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep kurang sehat. Oleh karena itu sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami.
Sifat-sifat seperti ini adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa. Misal seseorang yang merasa dirinya kurang cantik, maka pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan. Ketidak mampuannya menyamai kawan-kawannya demikian menimbulkan kecemasan moril.
Sumber :

a.     Sebab-sebab Orang Gelisah
Apabila kita kaji, sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakikatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar ataupun dari dalam.
Contoh : Bila ada suatu tanda bahaya (bahaya banjir, gunung meletus atau perampokkan) orang btentu akan gelisah. Hal itu disebabkan Karen bahaya mengancam akan hilangnya beberapa hak orang sekaligus, misalnya hak hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan, hak 


kemerdekaan hidup, dan mungkin nama baik. Kalau misalnya kentungan dipukul terus-menerus dan disambung bersaut-saut makin dekat, tentu orang-orang akan gelisah. Gerangan apa yg terjadi? Meskipun berita peristiwa belum ada, tetapi yg jelas merupakan tanda bahaya.
Sumber :





a.     Usaha Mengatasi Kegelisahan
Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan kita atasi.
Contoh :
Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena merasa khawatir. Dalam hal ini dokter itu harus bersikap seperti menghadapi pasien yang bukan keluarganya.
Untuk mengatasi kegelisahan yang paling ampuh kita memasrahkan diri kepada Tuhan. Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepadaNya, kita harus percaya bahwa Tuhanlah Maha kuasa, maha Pengasih, Maha penyanyang dan Maha Pengampun.

b.     Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehinga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.

Manusia dan Tanggung Jawab

  1. Manusia dan Tanggung Jawab
  1. Pengertian Tanggung Jawab


Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Contoh Orang Bertanggung Jawab :
 
bonar ialah seorang pegawai yang tekun dalam melaksanakan tugasnya. Ia datang sebelum waktu kerja dimulai. Tanpa banyak bicara dikerjakan tugasnya. Setelah selesai tugas yang dikerjakan, ia memberikan hasil pekerjaannya kepada atasannya sebagai pertanggungjawabannya. Ia pun tidak banyak hilir mudik dikantornya untuk persoalan kepentingannya sendiri, seperti buang air, mencari inakanan atau minuman. Ia pun pulang pada waktu jam kantornya usai. Bila ada pertanyaan dari atasannya tentang pekerjaan yang dilakukan, ia pun memberikan jawaban secara baik dan pasti. Ia dapat memberikan pertanggungjawaban atas tugas-tugas yang diberikan kepadanya, sehingga konduitenya baik, naik pangkat pada waktunya, dan memperoleh penghargaan khusus waktu tertentu.
Sumber :

  1. Macam-Macam Tanggung Jawab
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia manghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menuadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan.

  1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
     Tanggug jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. 






  1. Tanggung jawab terhadap keluarga
    Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota tanggung jawab juga merupakan keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.

  1. Tanggung jawab terhadap Masyarakat
    Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial.












  1.    Tanggung jawab kepada Bangsa / Negara
    Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatunegara. Dalam berpikir, berbuat, bertindakbertingkah laku manusia terikat oleh norma -norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara.Contoh : Seorang TNI yge bertanggung jawab untuk melindungi keamananan negara.

  1. Tanggung jawab terhadap Tuhan
    Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsang terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. 











Sumber :



  1. Pengabdian dan Pengorbanan
Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
  • Pengabdian
    Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, honnat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Contoh Pengabdian : 
Kesediaan seorang guru sekolah dasar ditempatkan di pelosok terpencil daerah transmigrasi, adalah pengabdian yang juga menuntut pengorbanan. Dikatakan pengabdian karena ia mengajar di situ tanpa menerima gaji dari pemerintah, tanpa diurus oleh pihak berwenang usul pengangkatannya, ia hanya bertanggung jawab untuk kemajuan dan kecerdasan masyarakat / bangsanya. la hanya menerima penghargaan dan belas kasihan dari masyarakat setempat. Pengorbanan yang ia berikan berupa tenaga, pikiran, waktu untuk kepentingan anak didiknya.


  • Pengorbanan

Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehinggaa pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jclas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesama kawan, sulit dikatakan pengabdian, karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya. Tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama teman. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.

Sumber :

Kamis, 10 November 2011

1. Manusia dan Keindahan


a.   Renungan
Merenung adalah aktifitas berfikir mendalam (deep thinkings) yang sungguh berbeda dengan termenung
Merenung adalah secara diam-diam memikirkan sesuatu hal kejadian yang mendalam
Sedangkan termenung adalah gambaran tentang kondisi hanyutan sebuah pikiran, tentu saja ia kehilangan ofektivitasnya karena memang sedang out of control.
Termenung bias dikatakan meratapi hidup, orang termenung pasti melakukan dialog dengan diri sendiri. Berarti hal ini banyak menguraikan masalah dari termenung, orang berbicara dengan nurani dan akalnya menyamakan persepsi antara hati dan otak.
Renungan berasal dari kata renung artinya memikirkan sesuatu jadi
Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau pembicaraan dalam hati kita tentang suatu hal

Manfaat renungan antara lain:
·         Mendekatkan diri pada Allah.
·         Instropeksi terhadap diri sendiri atau kelompok.
·         Sarana evaluasi kegiatan yang telah dilahsanakan.
·         Bekal mental untuk menghadapi kegiatan/ masalah di masa depan.
·         Sarana pengingat untuk menelaah dan mengambil hikmah dari peristiwa besar yang menimpa lingkungan sekitar.
Renungan biasanya berupa kata-kata atau kalimat yang menyentuh dan memberi rangsangan batin.
Contoh Renungan pagi.
Bagi yang menyadari…
Bahwa hidup ini untuk mencapai suatu tujuan.
Makanya menempuh jalan yang benar adalah sebuah keniscayaan.
Bagi yang tersesat…
Jalan yang benar adalah hal yang paling penting dari segala yang lain.
Baginya, jalan itu adalah harapan.
Jalan akan keselamatan hidupnya di dunia… dan akhirat.
Siapa diantara kita…
Yang hanya berputar di tempat yang itu-itu saja?
Barang kali tidak ada.
Tetapi,marilah kita lihat,
Karena di rimba yang penuh misteri ini
Menemukan jalan yang benar tidak semudah membalikkan telapak tangan
Maka,
Peranan seseorang yang bisa menunjukkan jalan yang benar,
Serta mendorongnya terus ke arah tujuan
Masih sangat kita perlukan.
Bagi kita …
Ini semua berarti pengorbanan dan pengabdian.
Dengan kesukarelaan,
Yang terwujud oleh cinta kasih.
Memang…
Ada banyak jalan…. teteapi yang satu ini…
Adalah jalan yang pasti, karena kita yakini.
Contoh renungan untuk memotivasi dan kebersamaan:
Satu demi satu …
Bata-bata itu disusun dengan rapih …
Di atas selapis ramuan semen …
Oleh seorang tukang yang terampil.
Kini …
Susunan bata-bata itu menjadi sebuah pondasi …
Dan diatasnya …
Berdirilah sebuah gedung batu … besar … dan megah.
Tempat orang bernaung.
Ya Allah …
Yang hamba renungkan adalah bata itu …
Yang kini berada ditempat gelap, di dasar gedung yang kokoh itu …
Tiada seorangpun melihatnya,
Namun … bata itu tetap melakukan tugasnya …
Yang dibutuhkan oleh bata-bata lain yang ada diatasnya …
Ya Allah …
Adakah gerangan bedanya …
Apakah hamba berada di atas puncak gedung yang megah itu …
Atau di dasar pondasi yang gelap …
Yang tidak pernah dilihat oleh orang ….
Selama hamba berdiri dengan penuh keyakinan pada tempat yang benar.
 Sumber: 


b.   Keserasian
MANUSIA dan alam memiliki hubungan yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Atmosfer/udara yang ada di sekitar kita sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan tubuh. Ketika cuaca baik, tubuh penuh dengan energi dan merasa segar. Sebaliknya, ketika hujan, kita merasa sesak di dada, tidak nyaman dan tidak tenang.
MASALAH :
KERUSAKAN LINGKUNGAN MENYEBABKAN KESEIMBANGAN ALAM BERUBAH YANG BERPENGARUH TERHADAP KEHIDUPAN MANUSIA.KARENA ALAM DAN MANUSIA ADALAH SUATU KESERASIAN HIDUP.
Secara umum pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan lingkungan akan dapat mengakibatkan :
• 1. Tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus
• 2. Menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air dan udara
• 3. Menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan kesehatan.
MENURUT AGAMA
Agama adalah sesuatu yang bukan hanya sekedar kepercayaan terhadap sesuatu yang transenden (Tuhan) atau kepercayaan akan adanya kehidupan setelah kematian. dalam arti yang luas agama juga adalah berarti bagaimana manusia mengenal batas-batas realitas dan bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungannya. Agama sering berbicara tentang kisah-kisah kosmologis, sistem dan simbol, praktek ritual, norma dan etika, proses sejarah, dan struktur institusi yg mentransmisikan pandangan bahwa manusia sebagai bagian yang menyatu di dunia mempunyai arti dan tanggung jawab terhadap alam.
perlunya agama yang biasanya berisi doktrin-doktrin kepercayaan yang bisa menggerakan penganutnya untuk berbuat. Doktrin tentang hubungan antara manusia dan lingkungan yang dijelaskan agama, biasanya akan sangat berpengaruh secara signifikan terhadap apresiasi umat beragama terhadap lingkungan. Dengan kata lain, berkenaan dengan pelestarian lingkungan, agama-agama di harapkan mampu menjawab pertanyaan: Apa hubungan manusia dan lingkungan, bagaimana teks sakral berbicara tentang lingkungan dan nilai agama yang bagaimana yang bisa mendorong effektifnya etika lingkungan. Sebagai contoh, kita lihat bagaimana doktrin Islam tentang lingkungan yang bisa menggerakan umatnya untuk dengan penuh kesadaran berusaha menyelamatkan lingkungan.
MENURUT HUKUM
Ditinjau melalui segi hukum,sampah termasuk sesuatu yang dapat di kenakan sanksi apabila kita tidak membuang pada tempatnya.Karena Negara kita adalah Negara hokum,yang mana apabila kita melanggar peraturan yang telah di buat oleh pemerintah,maka kita akan di kenakan sanksi atas pelanggaran yang telah kita lakukan.
Karena membuang sampah sembarangan dapat mengganggu keindahan lingkungan di sekitar kita.
Adapun Pasal-pasal yang mengatur tentang pembuangan sampah,sbb :
Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 33 ayat (3) dan
ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
MENURUT SOSIAL & BUDAYA
Sejak dulu,kita sebagai warga Indonesia telah mendengar selogan yang berbunyi “Buanglah sampah pada Tempatnya”.
Namun akhir-akhir ini,kita seolah seperti tidak peduli tentang selogan itu lagi…
Warga mulai mengacuhkannya,dan membuang sampah tidak lagi pada tempatnya.
Mungkin itudi sebabkan karena minimnya rasa peduli masyarakat perkotaan akan lingkungan sekitar.Itu yang menyebabkan ketidakserasian antara lingkungan dengan manusia.
Seharusnya manusia bisa mengolah sampah agar bisa menjadi ramah lingkungan dan dapat menimbulkan keserasian dengan alam.
Jadi,kita seharusnya sebagai generasi muda harus bisa menumbuhkan rasa kepedulian dengan lingkungan sekitar dengan cara membuat selogan,memberi contoh bagaimana seharusnya sampah tersebut di daur ulang.agar masyarakat dapat sadar akan pentingnya kebersihan dan keindahan.
SOLUSI :
Beberapa cara pemusnahan sampah yang dapat dilakukan secara sederhana sebagai berikut :
• a. Penumpukan.
Dengan metode ini, sebenarnya sampah tidak dimusnahkan secara langsung, namun dibiarkan membusuk menjadi bahan organik. Metode penumpukan bersifat murah, sederhana, tetapi menimbulkan resiko karena berjnagkitnya penyakit menular, menyebabkan pencemaran, terutama bau, kotoran dan sumber penyakit dana badan-badan air.
• b. Pengkomposan.
Cara pengkomposan meerupakan cara sederhana dan dapat menghasilkan pupuk yang mempunyai nilai ekonomi.
• c. Pembakaran.
Metode ini dapat dilakuakn hanya untuk sampah yang dapat dibakar habis. Harus diusahakan jauh dari pemukiman untuk menhindari pencemarn asap, bau dan kebakaran.
• d. “Sanitary Landfill”.
Metode ini hampir sama dengan pemupukan, tetapi cekungan yang telah penuh terisi sampah ditutupi tanah, namun cara ini memerlukan areal khusus yang sangat luas.
o 1. Sampah basah : Kompos dan makanan ternak
o 2. Sampah kering : Dipakai kembali dan daur ulang
o 3. Sampah kertas : Daur Ulang
o 1. Botol Bekas wadah kecap, saos, sirup, creamer dll baik yang putih bening maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal.
o 2. Kertas, terutama kertas bekas di kantor, koran, majalah, kardus kecuali kertas yang berlapis minyak.
o 3. Aluminium bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue dll.
o 4. Besi bekas rangka meja, besi rangka beton dll
o 5. Plastik bekas wadah shampoo, air mineral, jerigen, ember dll
o 6. Sampah basah dapat diolah menjadi kompos.
Pemanfaatan Sampah:
Daur ulang
Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan , pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai.
kesimpulanya :
Jadi,keserasian antara lingkungan dan manusia dapat terwujud apabila kita sebagai manusia mau merawat,melestarikan dan menjaga lingkungan sekitar kita.
Begitu juga dengan masalah sampah.Jika kita mau bergotong royong bersama-sama untuk menanggulangi masalah sampah di Negara kita,bahkan di dunia.
Maka kita akan dapat merasakan keindahan dan keserasian antara manusia dengan lingkungan.



2. Manusia dan Penderitaan
a.  Pengertian penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidalmya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenilcmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan "risiko" hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bennakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya? . Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan. Kepada manusia sebagai homo religius Tuhan telah memberikannya

banyak kelebihan dibandingkan dengan mahlulc ciptaannya yang lain, tetapi mampukah manusia mengendalikan diri untuk melupakannya ? Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepadaNya clan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan Tuhan atas dirinya. Kepasrahan karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan memang jauh lebih besar dan dirinya, akan membuat manusia merasakan dirinya kecil dan menerima takdir. Dalam kepasrahan demikianlah akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, sehingga secara berangsur akan berkurang penderitaan yang dialaminya, untuk akhimya masih dapat bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang dialaminya.
Baik dalam Al Quran maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami oleh manusia atau berisi peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi umunya manusia kurang mempethatikan peringatan tersebut, sehingga manusia mengalami penderitaan.
Hal itu misalnya dalam surat Al.Insyiqoq:6 (q) dinyatakan "manusia ialah mahluk yang hidupnya penuh perjuangan. Ayat tersebut harus diartikan, bahwa manusia hams bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus menghadapi alam (menaklukan alam), menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan tidak bole h lupa untuk taqwa terhadap Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah satu darinya, atau kurang sungguh-sungguh menghadapinya, maka akibatnya manusia akan menderita. Bila manusia itu sudah berkeluarga, maka penderitaan juga dialami oleh keluarganya. Penderitaan semacam itu karena kesalahaunya sendiri.
Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalarn menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. Para ahli lebih banyak membantu saja. Sekali lagi semuanya itu merupakan "resiko" karena seseorang mau'hidup. Sehingga enak atau tidak enak, bahagia atau sengsara merupakan dua sisi atau masalah yang wajib diatasi.


b.  Siksaan
Siksaan yang sifatnya Psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.

Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapatmenentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau  tidak, siapakah kawannya yang akan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lama dialami,sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputuan, sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.

Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, walaupun ia dalam lingkungan  orang ramai, kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang  dialami oleh petapa  atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dialami seseorang.

Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin, sebagai homo socius, seseorang perlu kawan, maka untuk mengalahkan rasa kesepian orang perlu cepat macari kawan yang dapat diajak untuk berkomunikasi. Pada umumnya orang yang dapat dijadikan kawan duka adalah orang yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami oleh sahabatnya  itu, selain mencari kawan, seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan,khususnya yang dapat bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.

Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada    umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.

Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain :

a. Claustrophobia dan Agoraphobia.


b. Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup, sedangkan Agoraphobia adalah rasa takut yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka

c.  Gamang merupakan ketakutan bila  seseorang di tampat yang tinggi. Hal itu disebabkan karena ia takut akibat berada di tempat yang yang tinggi, misalnya seseoarang harus melewati jermbatan yang sempit, sedangkan dibawahnya air yang mengalir, atau seseoprang takut meniti dinding tembok dibawahnya.

d.  Kegelapan merupakan suatu ketakutan  seseorang bila ia berada di tempatyang  gelap. Sebab dalam pikirannya  dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya setan, pencuri, orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur selalu dinyalakan lampu yang terang .

e.  Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami seseoarng yang takut diinjeksi, ia sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan kedalam tubuhnya,Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan

f.  Kegagalan merupakan dari seseorang  disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk bercinta lagi, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi kegagalan, trauma yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau sampai terulang lagi.

Study Kasus :

Banyak contoh tentang penyiksaan psikis atau mental. Misalnya, ketika orang tua bercerai dan anak pun akan jadi korban. Seperti cerita berikut ini, sebut saja namanya mia. Ketika umur 4 tahun ia sudah harus merasakan sakitnya ketika melihat kedua orangtuanya bercerai. Dia yang belum mengerti di asuh oleh neneknya tanpa merasakan kasih sayang dari ayah atau ibunya. Ayahnya pergi dan menikah lagi dengan wanita lain sedangkan ibunya pergi mengadu nasib di negeri orang se bagai TKW. Andai mia kecil tahu bahwa kedua orangtuanya sangat mencintainya meski tidak mungkin dapat bersama lagi.

Mia kecil tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik. Mia yang saat itu mulai tumbuh dewasa pun bertanya pada neneknya yang sudah tua “Kemana papa n mama saya?”, nenek hanya bisa menjawab dalam diam tanpa ada penjelasan nenek langsung meninggalkan mia dengan wajah termenung penuh dengan pertanyaan dimana orangtuanya berada.

Mia merasa iri dengan teman – temannya yang jika sekolah setiap hari di antar jemput oleh orangtuanya masing-masing, sedangakan dia ? lihat ? ia hanya dapat di jemput oleh neneknya tanpa tahu dimana orang tuanya. Tak jarang temannya meledek dia dengan pertanyaan – pertanyaan seputar orang tuanya dan tak jarang pula mia dibuat menangis oleh pertanyan teman – temannya¨¨

Opini :
walau seberat apapun cobaan yang datang pada kita. penderitaan yang kita rasakan itu adalah hal kecil yang kita rasakan didunia. kita hanya bisa berdoa pada Allah SWT untuk memohon ampun pada-nya.
dan kita harus bisa iklash dengan apa yang terjadi pada diri kita saat ini.suatu saat nanti pasti kan ad hikmah nya,

c.  Kekalutan Mental
Pengertian kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacauan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat mendapat kekalutan mental berarti seseorang tersebut sedang mengalami kejatuhan mental dan tidak tahu apa yang mesti dilakukan oleh orang tersebut. Dengan mental yang jatuh tersebut tak jarang membuat orang yang mengalami kejatuhan mental menjadi tak waras lagi atau gila. Karena itu orang yang mengalami kejatuhan atau kekalutan mental seharusnya mendapat dukungan moril dari orang-orang dekat di sekitarnya seperti orangtua, keluarga atau bahkan teman-teman dekat atau teman-teman pergaulannya. Hal tersebut dibutuhkan agar orang tersebut mendapat semangat lagi dalam hidup.

Tahapan-tahapan gangguan jiwa adalah :
1. Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik
jasmani maupun rohaninya.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga
cara bertahan dirinya salah, pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan
bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak
menekan perasaannya.
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan
mengalami gangguan.

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai
berikut :
1. Kepribadian yang lemah
2. Terjadinya konflik sosial budaya
3. Cara pematangan batin,

Bentuk frustrasi antara lain :
1. Agresi
2. Regresi
3. fiksasi
4. Proyeksi
5. Identifikasi
6. Narsisme
7. Autisme

Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1. Kota-kota besar
2. Anak-anak muda usia
3. Wanita
4. Orang yang tidak berguna
5. Orang yang terlalu mengejar materi


Sumber : http://tifany-tifa.blogspot.com/2010/10/pengertian-kekalutan-mental.html

d. Penderitaan dan perjuangan
1.    Pengertian penderitaan

Penderitaan berasal dari kata dasar derita. Kata derita itu sendiri diserap dari Bahasa Sanskerta “dhra”  yang berarti menahan atau menanggung. Jadi, di dalam Bahasa Indonesia, derita dapat diartikan menanggung atau menahan sesuatu hal yang sifatnya tidak menyenangkan. Ada banyak jenis dari derita, baik yang bersifat lahiriah maupun yang bersifat batiniah.

2.    Penderitaan dan Penyebabnya

Jika ditinjau dari sebab-sebab munculnya suatu penderitaan, penderitaan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu  penderitaan yang timbul akibat perbuatan buruk manusia, serta penderitaan yang timbul karena penyakit dan siksaan/ azab Tuhan.

Yang dimaksud penderitaan yang timbul akibat perbuatan buruk manusia  adalah penderitaan yang dapat terjadi dalam hubungan antar manusia  ataupun hubungan antara manusia dan lingkungannya karena perilaku buruk dari manusia itu sendiri. Salah satu contohnya adalah masalah banjir yang terjadi karena ulah manusia yang suka menebang pohon secara liar dan membuang sampah sembarangan.

Sedangkan yang dimaksud penderitaan akibat penyakit dan siksaan dari Tuhan adalah penderitaan yang disebabkan perilaku manusia itu sendiri sehingga Tuhan menurunkan hukuman atas diri manusia tersebut. Dalam hal ini, dituntut ketawakalan dan kesabaran  dari manusia tersebut untuk dapat melewati penderitaan.

3.    Perjuangan dan penderitaan

Setiap manusia pasti akan  merasakan suatu penderitaan,baik penderitaan yang bersifat berat ataupun ringan. Penderitaan merupakan suatu kenyataan hidup yang bersifat kodrati sehingga tidak dapat di pungkiri dan harus di terima oleh setiap manusia. Penderitaan dikatakan sebagai kodrat dari manusia karena memang sudah menjadi konsekuensi hidup manusia yang tidak hanya akan merasakan kebahagiaan namun juga akan merasakan penderitaan.

Untuk dapat keluar dari suatu penderitaan, dibutuhkan suatu perjuangan. Bisa tidaknya manusia keluar dari suatu penderitaan, tergantung pada seberapa maksimal kemauan dan perjuangan manusia tersebut untuk bisa bangkit dari penderitaannya tersebut.

Banyak sekali contoh manusia yang mampu berjuang dan dapat bangkit dari keterpurukan akibat  penderitaan. Lihat saja para hidup para pemimpin bangsa dan orang-orang besar di dunia. Sebagian dari hidup mereka telah dilalui dengan penderitaan dan perjuangan . Misalnya saja Bung Karno dan Bung Hatta yang berulang kali masuk keluar penjara dalam perjuangannya untuk meraih kemerdekaan bangsa ini.

4.    Pengaruh penderitaan

Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh\ reaksi bermacam-macam dari sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif dapat berupa penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup. Sedangkan  sikap positif dari penderitaan adalalah munculnya pemikiran bahwa penderitaan bukanlah suatu beban melainkan tantangan sebelum mencapai kebahagiaan, jadi penderitaan itu harus dihadapi dengan penuh perjuangan.
Sumber : http://kevinkarundeng.wordpress.com/2011/03/25/manusia-dan-penderitaan/

e. Penderitaan Media Massa dan Seniman
Hubungan Penderitaan, Media Massa dan Seniman

    Penderitaan sekarang ini banyak terjadi dan bagai mana untuk memberi tahu atau menyebar luaskan informasi mengenai penderitaan dan penanggulangan penderitaan, sekarang media massa adalah alat paling tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. karena media massa sudah mampu menyebarkan informasi dengan cepat.
    Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya, menyejahterakan manusia dan sebagaian lainnya membuat manusia. Penciptaan bom atom, reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal ini sudah terjadi seperti bom atom di Hirosyima dan Nagasaki, kebocoran reaktor nuklir di Unisovyet, kebocoran gas beracun di India. Penggunaan peluru kendali dalam perang Irak.
Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang dan lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya kapal Tampomas Dua di perairan Masalembo, jatuhnya pesawat hercules yang mengangkut para perwira muda di Condet, meletusnya gunung Galunggung, perang Irak dan Iran.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak yang bernama Arie Hanggara yang mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang difilmkan dengan judul Arie Hanggara.

sumber : http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/management-s1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-penderitaan

f. Penderitaan dan Sebab-Sebabnya
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan dapat diperinci sebagai berikut :
·         Penderitaan yang timbul karena perbuatan manusia Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat memperbaiki nasibnya.
Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya. Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka manusia lain menderita misalnya:
1.      Pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap, disiksa oleh majikannya, sudah pantas jika majikan yang biadab itu diganjar dengan hukuman penjara oleh Pengadilan Negri Surabaya supaya perbuatan itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasdakan penderitaan, sedngkan pembantu yang telah menderita itu dipulihkan.
2.      Perbuatan buruk orang tua Arie Hanggara yang menganiaya anak kandungnya sendiri sampai mengakibatkan kematian, sudah pantas jika dijatuhi hukuman oleh pengadilan Negri Jakarata Pusat supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan penderitaan.
3.      Perbuatan buruk pejabat pada zaman Orde Lama dilukiskan oleh seniman Rendra dalam puisinya "Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta" perbuatan buruk yang merendahkan derajad kaum wanita, yang memandang wanita tidak lebih dari pemuas nafsu seksual. Karya Rendra ini dipandang sebagai salah satu usaha memperbaiki nasib buruk itu dengan mengkombinasikannya kepada masyarakat termasuk pejabat dan pelacur ibu kota itu. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia, Tetapi manusia tidak menyadari hal ini.

·         Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus penderita dapat diungkapkan berikut ini :
1.      Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di Universitas dan akhirnya memperoleh gelar Doktor di Universitas Dsabone Perancis. Dia adalah Prof. DR Thaha Husen, guru besar Universitas di Kairo, Mesir.
2.      Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini. Bertahun-tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan memeliharanya, dan ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan, sembuhlah ia dan tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi. Disini kita dihadapkan kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikaphidup yang lemah seperti kesetiaan dan kesabaran sang istri yang luntur karena penyakit Nabi Ayub yang cukup lama.
Refrensi :
Sumber: Dhammaniyama Sutta, Anattalakkhana Sutta

http://www.scribd.com/doc/51197957/BAB-VI-Manusia-dan-Penderitaan
http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-penderitaan



g. Pengaruh Penderita
Pengenalan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu kebijakan dalam pelayanan kesehatan jiwa dasar, termasuk pemberdayaan Puskesmas dalam pengenalan dan penanggulanganmasalah psikososial.
Marilah kita tinjau satu persatu masalah-masalah psikososial yang ada dalam masyarakat diIndonesia. Masing-masing masalah psikososial akan ditinjau menurut pengertian, Penyebab,pengenalan, penatalaksanaan dan pencegahan.Masalah-masalah psikososial tersebut yaitu :
A. PSIKOTIK GELANDANGAN
1. Pengertian
Psikotik gelandangan adalah penderita gangguan jiwa kronis yang keluyuran di jalan-jalan
umum, dapat mengganggu ketertiban umum dan merusak keindahan lingkungan.
2. Penyebab
Keluarga tidak peduli, keluarga malu, keluarga tidak tahu, obat tidak diberikan, tersesatataupun karena urbanisasi yang gagal.
3. Pengenalan
Dikenal sebagai orang dengan tubuh yang kotor sekali, rambutnya seperti sapu ijuk,
pakaiannya compang-camping, membawa bungkusan besar yang berisi macam-macambarang, bertingkah laku aneh seperti tertawa sendiri, serta sukar diajak berkomunikasi.
4. Penatalaksanaan
Dirawat sampai sembuh di Rumah Sakit Jiwa atau Panti Laras (Dinas Sosial).
5. Pencegahan
Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE); obat injeksi long acting; penciptaan lapangan
pekerjaan di desa.
B. PEMASUNGAN PENDERITA GANGGUAN JIWA
1. Pengertian
Pemasungan penderita gangguan jiwa adalah tindakan masyarakat terhadap penderitagangguan jiwa (biasanya yang berat) dengan cara dikurung, dirantai kakinya dimasukan
kedalam balok kayu dan lain-lain sehingga kebebasannya menjadi hilang.
2. Penyebab
Ketidaktahuan pihak keluarga; rasa malu pihak keluarga; penyakitnya tidak kunjung sembuh;tidak ada biaya pengobatan; tindakan keluaga untuk mengamankan lingkungan.
3. Pengenalan
dari antara lain : terkurung dalam kandang binatang peliharaan; terkurung dalamrumah; kaki atau lehernya dirantai; salah satu atau kedua kakinya dimasukkan kedalam balokkayu yang dilubangi.
4. Penatalaksanaan
Dirawat sampai sembuh di Rumah Sakit Jiwa, kemudian dilanjutkan dengan rawat jalan.
5. Pencegahan
Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE); kurasi (penyembuhan) dan rehabilitasi yang lebihbaik; memanfaatkan sumber dana dari JPS-BK; penciptaan Therpeutic Community (lingkungan
yang mendukung proses penyembuhan).
Sumber : http://www.depkes.go.id/downloads/Psikososial.PDF

3. Manusia dan Keadilan
a. Pengertian Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa "Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran" [1]. Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: "Kita tidak hidup di dunia yang adil" [2]. Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas. keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelanggaran terhadap proposi tersebut berarti ketidak adilan.
Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri, dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
Ilmu Budaya Dasar Halaman 1 dari 11
Lain lagi pendapat Socrates yang memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates , keadilan tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan pada pemerintah, sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat.
Kong Hu Cu berpendapat lain : Keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
Berdasarkan kesadaran etis, kita diminta unuk tidak hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban. Jika kita hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban , maka sikap dan tindakan kita akan mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang lain. Sebaliknya pula jika kita hanya menjalankan kewajiban dan lupa menuntut hak, maka kita akan mudah diperbudak atau diperas orang lain.
Sebagai contoh, seorang karyawan yang hanya menuntut hak kenaikan upah tanpa meningkatkan hasil kerjanya tentu cenderung disebut memeras. Sebaliknya pula, seorang majikan yang terus menerus menggunakan tenaga orang lain, tanpa memperhatikan kenaikan upah dan kesejahteraan, maka perbuatan itu menjurus kepada sifat memperbudak orang atau pegawainya. Oleh karena itu, untuk memperoleh keadilan misalnya, kita menuntut kenaikan upah, sudah tentu memperoleh keadilan misalnya kita menuntut kenaikan upah, sudah tentu kita harus berusaha meningkatkan prestasi kerja kita. Apabila kita menjadi
Ilmu Budaya Dasar Halaman 2 dari 11
majikan, kita harus berusaha meningkatkan prestasi kerja kita. Apabila kita menjadi majikan, kita harus memikirkan keseimbangan kerja mereka dengan upah yang diterima.

http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-keadilan


b. Keadilan Sosial
Berbicara tentang keadilan, anda tentu ingat akan dasar negara kita ialah Pancasila. Sila kelima Pancasila, berbunyi: "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia"
Dalam dokumen lahirnya Pancasila diusulkan oleh Bung Karno adanya prinsip kesejahteraan sebagai salah satu dasar negara. Selanjutnya prinsip itu dijelaskan sebagai prinsip " tidak ada kemiskinan di dalam Indonesia merdeka". Dari usul dan penjelasan itu nampak adanya pembauran pengertian kesejahteraan dan keadilan.
Bung Hatta dalam uraiannya mengenai sila "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia", menulis sebagai berikut " keadilan sosial adalah langkah yang menentukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur" , Selanjutnya diuraikan bahwa para pemimpin Indonesia yang menyusun UUD 45 percaya bahwa cita-cita keadilan sosial dalam ekonomi ialah dapat mencapai kemakmuran yang merata. Langkah-langkah menuju kemakmuran yang merata diuraikan secara terperinci.
Panitia ad-hoc majelis permusyawaratan rakyat sementara 1966 memberikan perumusan sebagai berikut :
"Sila keadilan sosial mengandung prinsip bahwa setiap orang di Indonesia akan mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi dan kebudayaan".
Dalam ketetapan MPR RI No.II/MPR/ 1978 tentang pedoman penghayatan dan pengalaman Pancasila (ekaprasetia pancakarsa) dicantumkan ketentuan sebagai berikut
Ilmu Budaya Dasar Halaman 3 dari 11
Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni :
1. Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan
2. Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain
3. Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
4. Sikap suka bekerja keras
5. Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama
Asas yang menuju dan terciptanya keadilan sosial itu akan dituangkan dalam bergai langkah dan kegiatan, antara lain melalui delapan jalur pemerataan yaitu :
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan, sandang dan perumahan
2. Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan
3. Pemerataan pembagian pendapatan
4. Pemerataan kesempatan kerja
5. Pemerataan kesempatan berusaha
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi mudadan kaum wanita
7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air
8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan
Keadilan dan ketidak adilan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia karena dalam hidupnya manusia menghadapi keadilan / ketidak adilan setiap hari. Oleh sebab itu keadilan dan ketidak adilan, menimbulkan daya
Ilmu Budaya Dasar Halaman 4 dari 11
kreativitas manusia. Banyak hasil seni lahir dari imajinasi ketidakadilan, seperti drama, puisi, novel, musik dan lain-lain.

Sumber : http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-keadilan

c. Berbagai Macam Keadilan
a. Keadilan Legal atau keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (Than man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.
Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras kepada bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud dalam masyarakat bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik menurut kemampuannya. Fungsi penguasa ialah membagi-bagikan fungsi-fungsi dalam negara kepada masing-masing orang sesuai dengan keserasian itu. Setiap orang tidak mencampuri tugas dan urusan yang tidak cocok baginya.
Ketidak adilan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidak serasian. Misalnya seorang pengurus kesehatan mencampuri urusan pendidikan, maka akan terjadi kekacauan.
b. Keadilan Distributif
Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally) Sebagai contoh: Ali bekerja 10 tahun dan budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja. Andaikata
Ilmu Budaya Dasar Halaman 5 dari 11
Ali menerima Rp.100.000,-maka Budi harus menerima Rp. 50.000,-. Akan tetapi bila besar hadiah Ali dan Budi sama, juster hal tersebut tidak adil.
c. Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
Contoh :
Dr.Sukartono dipanggil seorang pasien, Yanti namanya, sebagai seorang dokter ia menjalankan tugasnya dengan baik. Sebaliknya Yanti menanggapi lebih baik lagi. Akibatnya, hubungan mereka berubah dari dokter dan pasien menjadi dua insan lain jenis saling mencintai. Bila dr. sukartono belum berkeluarga mungkin keadaan akan baik saja, ada keadilan komutatif. Akan tetapi karena dr. sukartono sudah berkeluarga, hubungan itu merusak situasi rumah tangga, bahkan akan menghancurkan rumah tangga. Karena dr. Sukartono melalaikan kewajibannya sebagai suami, sedangkan Yanti merusak rumah tangga dr. Sukartono.

Sumber :http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-keadilan

d. Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan-perbuatan yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat.
Seseorang yang tidak menepati niatnya berarti mendustai diri sendiri. Apabila niat telah terlahirdalam kata-kata, padahal tidak ditepati, maka kebohongan disaksikan orang lain. Sikap jujur perlu dipelajari oleh setiap orang, sebab kejujuran mewujudkan keadilan, sedang keadilan menuntut kemulian abadi, jujur memberikan keberanian dan ketentraman hati, agama dengan sempurna, apabila lidahnya tidak suci. Teguhlah pada kebenaran, sekalipun kejujuran dapat merugikan, serta jangan pula pendusta, walaupun dustamu dapat menguntungkan.
Barang siapa berkata jujur serta bertindak sesuai dengan kenyataan, artinya orang itu berbuat benar.
Orang bodoh yang jujur adalah lebih baik daripada oarang pandai yang lacung. Barang siapa tidak dapat dipercaya tutur katanya, atau tidak menepati janji dan kesanggupannya, maka termasuk golongan orang munafik sehingga tidak menerima bel;as kasihan Tuhan.
Pada hakekatnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.
Adapun kesadaran moral adalah kesadaran tentang diri kita sendiri karena kita melihat diri kita sendiri berhadapan dengan hal baik buruk. Disitu manusia dihadapkan kepada pilihan antara halal dan yang haram, yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, meskipun dapat dilakukan. Dalam hal ini kita melihat sesuatu yang spesifik atau khusus manusiawi. Dalam dunia hewan tidak ada soal tentang jujur dan tidak jujur, patut dan tidak patut, adil dan tidak adil.
Kejujuran bersangkut erat dengan masalah nurani. Menurut M. Alamsyah dalam bukunya Budi nurani, filsafat berfikir, yang disebut nurani adalah sebuah wadah yang ada dalam perasaan manusia. Wadah ini menyimpan suatu getaran kejujuran, ketulusan dalam meneropong kebenaran Moral maupun kebenaran Illahi. Nurani yang diperkembangkan dapat menjadi budi nurani yang merupakan wadah yang menyimpan keyakinan. Jadi getaran kejujuran ataupun ketulusan dapat ditingkatkan menjadi suatu keyakinan, dan atas diri keyakinan maka seseorang diketahui pribadinya. Orang yang memiliki ketulusan tinggi akan memiliki kepribadian yang burukdan rendah dan sering yakin pada dirinya . karena apa yang ada dalam nuraninya banyak dipengaruhi oleh pikirannya yang kadang-kadang justru bertentangan.
Bertolak ukur hati nurani seseorang dapat ditebak perasaan moril dan susilanya, yaitu perasaan yang dihayati bila ia harus menentukan pilihan apakah hal itu baik atau buruk, benar atau salah. Hati nurani bertindak sesuai dengan norma-norma kebenaran akan menjadikan manusianya memiliki kejujuran, ia akan menjadi manusia jujur. Sebaliknya orang yang secara terus menerus berpikir atau bertindak bertentangan dengan hati nuraninya akan selalu mengalami konflik batin, ia akan terus mengalami ketegangan dan sifat kepribadiannya yang semestinya tunggal jadi terpecah. Keadaan demikian sangat mempengaruhi pada jasmanimaupun rokhaninya yang menimbulkan penyakit psikoneorosa. Perasaan etis atau susila ini antara lain wujudnya sebagai kesadaran akan kewajiban, rasa keadilan ataupun ketidak adilan.
Nilai-nilai etis ini dikaitkan dengan hubunhan manusia dengan manusia lainnya.
Selain nilai etis yang ditujukan kepada sesama manusia, hati nurani berkaitan erat juga dalam hubungan manusia dengan Tuhan. Manusia yang memiliki budi nurani yang amat peka dalam hubungannya dengan Tuhan adalah manusia agama yang selalu ingat kepadaNya, sebagai sang Pencipta, selalu mematuhi apa yang diperintahnya, berusaha untuk tidak melanggar laranganNYa, selalu mensyukuri apa yang diberikanNYa, selalu merasa dirinya berdosa bila tidak menurut apa yang digariskanNYa, akan selalu gelisah tidur bila belum menjalankan ibadah untukNya.
Berbagai hal yang menyebabkan orang berbuat tidak jujur, mungkin karena tidak rela, mungkin karena pengaruh lingkungan, karena sosial ekonomi, terpaksa ingin populer, karena sopan santun dan untuk mendidik.
Dalam kehidupan sehari-hari jujur atau tidak jujur merupakan bagian hidup yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri.




e. Kecurangan
Kecurangan atau curang identik dengan ketidak jujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Sudah tentu kecurangan sebagai lawan jujur.
Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Atau orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan usaha.
Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat sekelilingnya hidup menderita.
Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan, ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya ada empat aspek yaitu:
1. aspek ekonomi
2. aspek kebudayaan
3. aspek peradaban
4. aspek tenik
Apabila ke empat aspek tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum, akan tetapi apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki,maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan. Tentang baik dan buruk Pujowiyatno dalam bukunya "filsafat sana-sini" menjelaskan bahwa perbuatan yang sejenis dengan perbuatan curang, misalnya berbohong, menipu, merampas, memalsu dan lain-lain adalah sifat buruk. Lawan buruk sudah tentu baik. Baik buruk itu berhubungan dengan kelakuan manusia. Pada diri manusia seakan –akan ada perlawanan antara baik dan buruk. Baik merupakan tingkah laku, karena itu diperlukan ukuran untuk menilainya, namun sukarlah untuk mengajukan ukuran penilaian mengenai hal yang penting ini. Dalam hidup kita mempunyai semacam kesadaran dan tahulah kita bahwa ada baik dan lawannya pada tingkah laku tertentu juga agak mudah menunjuk mana yang baik, kalau tidak baik tentu buruk.

Sumber : http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-keadilan

f. Perhitungan (HISAB) dan Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atau perbuatan orang lain. Reaksi itu berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang.
Sebagai contoh ; A memberikan makanan kepada B, dilain kesempatan b memberikan minuman kepada A. Perbuatan tersebut merupakan perbuatan serupa, dan ini merupakan pembalasan.
Dalam Al-Qur`an terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa Tuhan mengadakan pembalasan bagi yang bertaqwa kepada Tuhan diberikan pembalasan dan bagi yang mengingkari perintah Tuhanpun diberikan pembalasan, dan pembalasan yang diberikanpun pembalasan yang seimbang, yaitu siksaan di neraka.
Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan , pergaulan yang bersabahat mendapat balasan yang bersahabat, sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula.
Pada dasarnya manusia adalah mahluk moral dan mahluk sosial. Dalam bergaul manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia lain.

Sumber : http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-keadilan


g. Pemulihan Nama Baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.
Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan nama baik atau tidak baik itu adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan=perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya.
Tingkah laku atau perbuatan yang baik dengan nama baik itu pada hakekatnya sesuai dengan kodrat manusia yaitu ;
1. manusia menurut sifatnya adalah mahluk bermoral
2. ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku moral tersebut
Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya, bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlak.
Akhlak berasal dari bahasa Arab akhlaq bentuk jamak dari khuluq dan dari akar kata ahlaq yang berarti penciptaan. Oleh karena itu tingkah laku dan perbuatan manusia harus disesuaikan dengan penciptanya sebagai manusia. Untuk itu orang harus bertingkah laku dan berbuat sesuai dengan ahlak yang baik.
Ada tiga macam godaan yaitu ;
1. derajad/pangkat
2. harta
3. wanita
Bila orang tidak dapat menguasai hawa nafsunya, maka ia akan terjerumus kejurang kenistaan karena untuk memiliki derajat/pangkat, harta dan wanita itu dengan mempergunakan jalan yang tidak wajar. Jalan itu antara lain, fitnah, membohongi, suap, mencuri, merampok, dan menempuh semua jalan yang diharamkan


h. Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atau perbuatan orang lain. Reaksi itu berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang.
Sebagai contoh ; A memberikan makanan kepada B, dilain kesempatan b memberikan minuman kepada A. Perbuatan tersebut merupakan perbuatan serupa, dan ini merupakan pembalasan.
Dalam Al-Qur`an terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa Tuhan mengadakan pembalasan bagi yang bertaqwa kepada Tuhan diberikan pembalasan dan bagi yang mengingkari perintah Tuhanpun diberikan pembalasan, dan pembalasan yang diberikanpun pembalasan yang seimbang, yaitu siksaan di neraka.
Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan , pergaulan yang bersabahat mendapat balasan yang bersahabat, sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula.
Pada dasarnya manusia adalah mahluk moral dan mahluk sosial. Dalam bergaul manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia lain.


4. Manusia dan Pandangan Hidup
a. Pengertian Pandangan Hidup dan Ideologi
           Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup bersifat kodrati. Pandangan hidup artinya pendapat pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Pandangan hidup dasarnya mempunyai unsur–unsur yaitu cita – cita, kebajikan, usaha, keyakinan / kepercayaan. 
                      Dengan demikian pandangan hidup bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses yang panjang. Sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataanya. Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari:

1.     Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.

2.    Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut.

3.    Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relative kebenarannya.

Ideology adalah kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup kalau mengikuti apa yang tertuang dalam kamus besar bahasa Indonesia. Ideology adalah tidak sama dengan aqidah. Ideology adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk konsep bersistem yang menjadi dasar atau asas teori yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup manusia. Sedangkan aqidah adalah bukan lahir dari pemikiran manusia, melainkan lahir karena Islam yang diturunkan oleh Allah SWT. Hak ideology ada 2, yaitu:

1. Ideology Hukum

Rincian dari keseluruhan orang dan masyarakat yang dapat memberikan dasar atau legitimasi bagi keberadaan lembaga – lembaga yang akan datang. System hokum 
atau bagian dari dari system hokum.

2. Ideology Politik

Himpunan nilai – nilai ide, norma – norma, kepercayaan dan keyakinan, yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang atas dasar dan probelema politik yang dihadapinya dan yang menetukan tingkah laku politiknya.



b. Cita-Cita
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, yg disebut cita-cita adalah keinginan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan harapan, maupun tujuan merupakan apa yg mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan hidup yg akan datang.Pada umunya cita-cita merupakan semacam garis linier yg makin tinggi, dengan perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan, harapan dan tujuan manusia yang makin tinggi tingakatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan . Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Misalnya seorang anak bercita-cita ingin menjadi dokter, ia belum sekolah, ia tidak mungkin berfikir baik, sehingga tidak punya kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itu baru taraf angan-angan.
Antara masa sekarang yg merupakan realita dengan masa yg akan dating senagai idea tau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang menacapai apa apa yg dicita-citakan, hal itu tergantung 3 faktor . Pertama, manusianya yaitu ingin memiliki cita-cita, kedua kondisi yg dihadapi selama mencapai apa yg dicita-cita dan ketiga, seberapa tinggikah cita-cita hendak dicapai.

·               Faktor Manusia
Cita-cita yang ingin dicapai ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yg tidak berkemauan, sehingga apa yg dicita-citakan hanya merupakan khayalan saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yg memamng senang berkhayal, tetapi sulit mencapai apa yg dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampuannya sendiri. Sebaliknya dengan anak muda yg dengan kemampuan keras ingin mencapai apa yg dicita-citakannya, cita-cita merupakan motivasi / dorongan dalam menempuh hidup untuk mecapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu perjuangan hidup yg bila berhasil akan menjadi dirinya puas.
·               Faktor Kondisi
Kondisi mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yg menguntungkan dan menghambat. Faktor yg menguntungkan merupakan kondisi yg memperlancar tercapainya suatu cita-cita, sedangkan factor yg menghambat merupakan kondisi yg merintangi tercapainya suatu cita-cita.Misalnya, Amir dan Budi adalah dua anak pandai dalam satu kelas . Amir anak orang kaya sehingga dalam mencapai cita-citanya tidak mungkin mengalami hambatan. Malahan dapat dikatakan bahwa kondisi ekonomi orang tuanya merupaka n factor yg menguntungkan atau memudahkan mencapai cita-cita si Amir. Sebaliknya dengan Budi orangtuanya ekoniminya lemah merupakan hambatan bagi Budi dalam mencapai cita-citanya.
·               Faktor Tingginya Cita-Cita
Memang ada anjuran agar seseorang menggantungkan cita-citanya setinggi langit. Tetapi bagaiman factor manusianya, mampukah yg bersangkutan mencapainya. Demikian juga factor kondisinya memungkinkan hal itu, apakah dapat pendorong atau penghalang cita-cita. Sementara itu ada lagi anjuran, agar seseorang menempatkan cita-citanya yg sepadan atau sesuai dengan kemampuannya. Pepatah mengatakan “baying-bayang setinggi badan” artinya mencapai cita-cita sesuai dengan kemampun dirinya. Anjuran yg terakhir ini menyebabkan seseorang secara bertahap mencapai apa yg didam-idamkan. Pada umunya dilakukan dengan penuh perhitungan sesuai dengan kemampuan yg dimiliki saat itu serta kondosi yg dilaluinya. Cotohnya, Pada mulanya basir seoarang pendaki kecil, pedangang kaki lima. Ia menyadari bahwa dengan modalnya yg kecil maka dengan susah payah diperolehnya keuntungan yg berarti. Karena itu dengan hematnya disisihkan uang keuntungan untuk memperbesar modalnya. Hal itu berhasil diperolehnya, sehingga dengan modal yg kebih besar ia mendapat keuntungan yg lebih besar. Dan dengan ketekunannya lagi dilanjutkan kegiatannya dalam dagang. Dengan kejujuran serta kesungguhannya dapatlah ia memperbesar usahanya melalui kredit yg dipercayakan bank kepadanya. Dengan pengalaman sebagai bekal, kesungguhan serta kepercayaan yg dapat diberikan kepada relasinya, Basir menjadi pedang besar. Cita-citanya berangsur dari pedang kecil kepedagang menengah dan akhirnya menjadi pedang besar.
Suatu cita-cita tidak hanya dimiliki oleh induvidu, masyarakat dan bangsapun memiliki cita-cita juga. Cita-cita suatu bangsa merupakan keinginan atau tujuan suatu bangsa . Misalnya saja bangsa Indonesia mendirikan suatu Negara yg merupakan sarana untuk menjadi suatu bangsa yg masyarakatnya memiliki keadilan dan kemakmuran.

c. Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yg mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral , perbuatan yg sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik, mahluk bermoral atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Manusia merupakan mahluk social, mahluk hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, slaing menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan dsb.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari 3segi, yaitu manusia sbg mahluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat dan manusia sbg mahluk tuhan.
Sebagai mahluk pribadi, manusia dapat memnentukan sendiri apa yg baik dan apa yg buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati. Nilai suara hati amat besar dan penting dalam hidup manusia. Misalnya orang tau, bahwa membunuh itu buruk, suara hatinya mengatakan demikian namun manusia kadang-kadang tak mendengar suara hatinya.
Suara hati selalu memilih yg baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat yg baik untuk dirinya sendiri. Oleh karena itu, kalau seseorang berbuat sesuia dengan bisikan suara hatinya, maka orang tersebut perbuatannya pasti baik. Jadi berbuat baik atau bertindak menurut suara hati, maka tindakkan atau perbuatan itu adalah baik. Sebaliknya perbuatan atau tindakkan melawan suara hati, maka perbuatan itu buruk.
Jadi baik atau buruk itu dapat dilihat menurut suara hati sendiri. Meskipun demikian harus dinilai dan  diukur menurut suara atau pendapat umum. Disini tidak berarti bahwa pendapat umum atau kepentingan umum diatas segala-galanya, sehingga suara hati, pendapat atau kepentingan pribadi-pribadi diperkosa begitu saja.
Sebagai mahluk Tuhan, manusiapun harus medengar suara hati Tuhan. Suara hati Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yg tidak baik. Jdi untuk mengukur perbuatan baik atau buruk, harus kita dengar juga suara Tuhan atau kehendak Tuhan atau hukum agama.
Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yg selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yg melihatnya.
Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya. Karna tingkah lakunya bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki  tingkah laku sendiri-sendiri, sehingga tingkah laku orang berbeda-beda.Faktor yg menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal yaitu :
·               Pembawaan (Heriditas)
Pembawaan merupakan hal yg diturunkan atau dipusakai oleh orangtua. Tetapi mengapa mereka yg saudara kandung tidak memiliki pembawaan yg sam? Hal itu disebabkan karna sel-sel benih yg mengandung factor-faktor penentu (determinan) berjumlah sangat banyak, pada saat konsepsi saling berkombinasi dengan cara bermacam-macam sehingga menghasilkan anak-anak yg bermacam-macam juga. Namun mereka yg bersaudara memperlihatkan kecondongan kearah rata-rata yg dimiliki oleh merekayg saudra kandung (prinsip regresi filial) . Pada masa konsepsi atau pembuahan itulah terjadi pembentukkan temperamen  seseorang.
·            Lingkungan
Lingkungan yg membentuk seseorang merupakan alam kedua yg terjadinya setelah seseorang dilahirkan (masa pembentukkan seseorang waktu masih dalam kandungan merupakan alam pertama) . Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam lingkungan orang tua maupun anak-anak yg lebih tua merupakan panutan seseorang, sehingga bila yg dipanut sebagai teladan berbuat baik-baik, maka si anak akan membentuk pribadi yg baik juga.
·            Pengalaman
Baik pengalaman pahit yg negative sifatnya, maupun pengalaman manis yg postif sifatnya memberikan pada nuansa suatu bekal yg selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakkan. Mungkin sekali bahwa berdasarkan hati nurani seseorang mau menolong orang dalam kesusahan, tetapi karna pernah memperoleh pengalaman pahit waktu memolong orang sebelumnya, maka niat baiknya itu tertahan, sehingga diurungkan untuk membantu. Belajar hidup dari pengalaman inilah yg merupakan pembentukkan budaya dalam diri seseorang.


d. Usaha/Perjuangan
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha/ perjuangan. Tanpa usaha/ perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempurna.
Kerja keras itu dapat dilakukan dg otak atau ilmu maupun tenaga atau dengan kedua-duanya.Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebailknya pemalas itu membuat manusia itu miskin, melarat dan berarti menjatuhkan harkat martabatnya sendiri.
Dalam agama diperintahkan untuk bekerja keras. Sebagaimana hadist yg diucapkan Nabi Muhammad SAW yg ditunjukkan kepada pengikutnya “Bekerjalah kamu seakan kamu hidup selama-lamanya dan beribadalah kamu seakan-akan kamu akan mati besok” . Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’du ayat 11 “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan kaum, kecuali jika mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” . Dari hadist dan firman ini dapat dinyatakan bahwa manusia perlu bekerja keras untuk memperbaiki nasibnya sendiri.
Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karna kemampuan terbatas itulah perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keterampilan. Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil yg sedikit, keterampilan akan memperoleh penghasilan yg kebih banyak jika dibandingkan dengan orang yg tidak mempunyai keterampilan/keahlian. Karna itu mencari ilmu dan keahlian itu suatu harus keharusan.



e. Keyakinan atau Kepercayaan
Keyakinan/kepercayaan yg menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution ada tiga aliran filsafat, yaitu aliran naturalisme, intelektualisme dan aliran gabungan .
1)    Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yg merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur dan dari Tuhan. Tetatpi bagi yg tidak percaya pada Tuhan, nartur itulah yg tertinggi. Tuhan menciptakan alam semesta alam lengkap dengan hukum-hukumnya, secara mutlak dikuasai Tuhan. Manusia sebagai mahluk hidup tdak mampu menguasai alam ini, karna itulah manusia lemah. Manusia hanya dapat berencana tapi Tuhan yg menentukan.Apabila aliran naturalism ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari Tuhan. Jadi pandangan hidup dilandasi oleh ajaran-ajaran Tuhan melalui agamanya. Manusia yakin bahwa kebajikan itu diridhoi oleh Tuhan. Pandangan hidup dilandasi keyakinan bahwa Tuhanlah kekuasaan tertinggi, yg menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup relegius. Sebaliknya apabila manusia tidak mengakui adanya Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi maka keyakinan itu bermula dari kekuatan natur. Pandangan hidupnya dilandasi oleh kekuatan natur . Manusia yakin bahwa kebajikan adalah kebajikan natur. Pandangan hidup dilandasi oleh kekuatan natur sifatnya atheism . Ini disebut pandangan hidup komunis .
2)   Aliran Intelektualisme.
Dasar aliran ini adalah logika/akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berfikir. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yg diterima akal. Benar menurut akal itu baik. Manusia yakin bahwa kebaikan hanya dapat diperoleh dengan akal (ilmu dan teknologi) . Pandangan hidup ini disebut liberaliseme. Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingkah laku dan oerbuatan bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap induvidu. Karena induvidu yg berakal dapat menguasai induvidu yg berfikir rendah.
3)   Aliran Gabungan.
Dasar aliran ini adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yg berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan , yg menentukan benar tidaknya sesuatu. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua kemungkinan pandangan hidup.Keyakinan ini lebih erat didasarkan pada logika berfikir, sedangkan hati nurani dinomor duakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan dan logika berfikir tidak ditekankan pada logika berfikir induvidu, melaikan logika berfikir kolektif(masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialime. Apabila kita kaji maka antara dua pandangan hidup ini terdapat perbedaan pokok. Pandangan hidup sosialisme menekankan pada logika berfikir kolektif, sedangkan pandangan hidup  sosialisme menekankan pada logika berfikir kolektif individual. Pandangan hidup sosialisme relegius mengutamakan kedua-duanya logika berfikir dan hati nurani. Pandangan hidup sosialisme tidak begitu menghiraukan kakuasaan Tuhan, sebaliknya sosialisme relegius kekuasaan Tuhan begitu menentukan.

f. Langkah-langkah Berpandangan Hidup yg Baik
Manusia pasti mempunyai pandagan hidup walau bagaimana bentuknya. Bagaimana kita memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yg bersangkutan. Ada yg memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan pula yg memperlakukan sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dsb.
Akan tetapi yg terpenting, kita seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan hidup ini. Karna hanya dengan mempunyai langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan pandangan hidup senagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Adapun langkah-langkah sebagai berikut :

1)    Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yg dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia dilahirkan kedunia. Adam dan Hawalah dalam hal ini yg merupakan manusia pertama, dan berarti pula mereka yg mempunyai pandangan hidup yg digunakan sebagai pedoman dan yg member petunjuk kepada mereka.
Sedangkan kita sebagai mahluk yg bernegara dan tau beragama pasti mempunyai pandangan hidup juga dalam beragama, khusunya Islam. Kita mempunyai pandangan hidup yaitu Al-Qur’an, Hadist dan Imjak Ulama, yg merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisah satu sama lainnya.
2)    Mengerti
Tahap kedua pandangan hidup adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap hiduo itu sendiri. Bila dalam bernegra kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bernegara. Begitu juga bagai yg berpandangan hidup pd agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan Jimak . Sehingga dengan demikian kita mempunyai suatu konsep pengertian tentang pandangan hidup dalam agama Islam.
Mengerti terhadap pandangan hidup disini memegang peranan penting. Karna dengan mengerti, ada kecenderungan mengikuti apa yg terdapat dalam pandangan hidup itu.
3)    Menghayati
Langkah selanjutnya adalah menghayati pandangan hidup. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yg tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yg terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yg dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, meganalisa hal-hal yg berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yg dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
Yg perlu diingat dalam langkah menegrti dan menghayati pandangan hidup itu sendiri, yaitu harus ada. Sikap penerimaan terhadap pandangan hidup itu sendiri. Dalam sikap penerimaan pandangan hidup ini ada dua alternative yaitu penerimaan secara ikhlas dan penerimaan secara tidak ikhlas.
Dengan kata lain langkah mengenai mengerti dan menghayati ini ada sikap penerimaan dan hal lain merupakan langkah yg menentukan terhadap langkah selanjutnya. Bila dalam mengerti dan menghayati ini ada penerimaan secara ikhlas, maka langkah selanjutnya akan memperkuat keyakinannya. Akan tetapi bila sebaliknya langkah selanjutnya tidak berguna.
4)    Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun Negara dan dari kehidupan di akhirat, maka hendaknya kita meyakini pandangan hidup yg telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
Dengan meyakini berarti secara langsung ada penerimaan yg ikhlas terhadap pandangan hidup itu. Adanya sikap menerima secara ikhlas ini maka ada kecenderungan untuk selalu berpedoman kepadanya dalam segala tingkah laku dan tanduknya selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup yg diyakininya. Dlam meyakini hal ini penting juga adanya iman yg teguh. Sebab dg iman yg teguh ini dia tidak akan terpengaruh oleh pengaruh dari luar dirinyayg menyebabkan dirinya tersugesti.
5)    Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yg penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yg telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya . Sedangkan perwujudan manfaat mengadi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bias terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu dialam akhirat.
Dampak berpandangan hidup Islam yg antara lain yaitu mengabdi kepada orang tua . Dalam mengabdi kepada orang tua bila didasari oleh pandangan hidup Islam maka akan cenderung untuk selalu disertai dengan ketaatan dalam mengikuti segala perintahnya. Setidak-tidaknya kita menyadari bahwa kita sudah selayaknya mengabdi kepada orang tua. Karena kita dahulu yaitu dari bayi sampai dapat berdiri sendiri tokh diasuhnya dan juga kita dididik kepada hal yg baik.
Oleh karna itu seharunsnya mengabdi kepada orang tua kita dengan perwujudannya yg berupa perbuatan yg menyenangkan hatinya, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Artinya apapun hambatan dan tantangan untuk tidak mengadi kepadanya harus selalu ditumbangkan.
Jadi kita sudah mengenal, mengerti, menghayati dan meyakini pandangan hidup ini maka selayaknya disertai dengan pengabdian. Dan pengabdian ini hendaknya dijadikan pakaian, baik dalam waktu tentram lebih-lebih bila menghadi hambatan, tantangan dsb.